Selasa, 16 Desember 2014

hipotesis





A.   Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian.

Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa.hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah.Adapun beberapa pendapat :
     Pengertian Hipotesis menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
   
      Pengertian menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan kuantitatif.
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:

  •   Untuk menguji teori,
  •   Mendorong munculnya teori,
  •   Menerangkan fenomena sosial,
  •   Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
  •  Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
Fungsi hipotesis dalam penelitian kuantitat

  • Hipotesis menjelaskan masalah penelitian & pemecahannya secara rasional
  • Hipotesis menyatakan variabel-variabe penelitian yang perlu diuji secara empiris
  • Hipotesis digunakan sebagai pedoman utk memilih metode pengujian data
  • Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian

Kriteria Rumusan Hipotesis

  • Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian
  • Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris
  • Berupa pernyataan yg dikembangkan berdasarkan teori-teori yangg lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya

     B. Jenis-jenis Hipotesa
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu :

  • Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti,  atau  adanya perbedaan antara dua kelompok.Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.
Contoh: ” Pembelajaran IPA dengan Penerapan Model Kooperatif lebih  efektif dibandingkan dengan Pembelajaran IPA tanpa Penerapan  Model Kooperatif terhadap Proses Belajar Bidang Studi IPA Sub Pokok Bahasan Perpindahan Kalor”. 

  • Hipotesa Nol (Null hypotheses) disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam  penelitian ini penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis,  yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y).
Contoh: ” Pembelajaran IPA dengan Penerapan Model Kooperatif tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran IPA tanpa Penerapan Model Kooperatif Terhadap Proses Belajar Bidang Studi IPA Sub Pokok Bahasan Perpindahan Kalor ”.

1.    Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya
Dibagi menjadi dua bagian yaitu (1) hipotesis nihil yang biasa disingkat dengan Ho (2) hipotesis alternatif biasanya disebut hipotesis kerja atau disingkat Ha.

  •   Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungannya atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contohnya: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
  •  Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contohnya: Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional Hypotheses dan non directional Hypotheses (Fraenkel and Wallen, 1990:42 ; Suharsimi Arikunto, 1989:57).

  •   Hipotesis terarah(directional Hypotheses) adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independen memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependen.
Contoh: Siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya, dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode curah pendapat.
  •   Hipotesis tak terarah(non directional Hypotheses ) adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Fraenkel dan Wallen (1990:42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah itu menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan.
Contoh: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode mengajar inkuiri dan curah pendapat terhadap prestasi belajar siswa.

2.   Hipotesis dilihat dari sifat variabel yang akan diuji.
Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) hipotesis tentang hubungan dan (2) hipotesis tentang perbedaan.    
            Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu ke penelitian korelasional. dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  •  Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik, contohnya: Hubungan antara kemampuan fisika dengan kimia.Nilai fisika mempunyai hubungan sejajar dengan nilai kimia, tetapi tidak merupakan sebab akibat dan timbal balik. Nilai fisika yang tinggi tidak menyebabkan nilai kimia yang tinggi, dan sebaliknya. Keduanya memiliki hubungan mungkin disebabkan karena faktor lain, mungkin kebiasaan berpikir logik (tentang ke IPA-an) sehingga mengakibatkan adanya hubungan antara keduanya.
  • Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik. Contohnya: Hubungan antara tingkat kekayaan dengan kelancaran berusaha. Semakin tinggi tingkat kekayaan, semakin tinggi tingkat kelancaran usahanya, dan sebaliknya.
  •   Hubungan yang menunjuk pada sebab-akibat, tetapi tidak timbal balik. Contohnya hubungan antara waktu PBM, dengan kejenuhan siswa. Semakin lama waktu PBM berlangsung, siswa semakin jenuh terhadap pelajaran yang disampaikan.
           Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.
Contoh (1): Ada perbedaan pretasi belajar siswa SMA antara yang diajar dengan metode ceramah & tanya jawab (CT) dan metode diskusi (penelitian eksperimen).
Contoh (2): Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang berada di kota dan di desa (penelitian komparatif).
3.    Jenis Hipotesis yang dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji.
           Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor.

  •   Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh objek penelitian Contoh: “Ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi (KSE) orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP”.
  •       Hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor).
Contoh: Hipotesis Minor.
1)      Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi  belajar siswa SMP.
2)      Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP.
3)      Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP.

Bentuk-bentuk hipotesis sangat berkaitan dengan rumusan masalah penelitian yaitu :
1.      Hipotesis deskriptif, merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih.
Contoh 1:
Rumusan masalah deskriptif : Berapa daya tahan lampu pijar merk X?
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Daya tahan  lampu pijar merk X adalah 600 jam.
Ha : Daya tahan lampu pijar merk X tidak sama dengan 600 jam.
Hipotesis Statistik : 
Ho : m = 600
Ha : m  ¹ 600
Contoh 2:
Rumusan masalah deskriptif : Seberapa tinggi motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas tertentu?
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas adalah 80% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
Ha : Motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas tidak sama dengan 80% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
Hipotesis Statistik : 
Ho : r = 80 %
Ha : r ¹ 80 %
2.      Hipotesis Komparatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif (perbandingan). Membandingkan dua populasi/sampel yang berbeda namun dalam variabel yang sama atau membandingkan dua kejadian yang berbeda waktu namun variabel sama.
Contoh 1:
Rumusan masalah komparatif : Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer?
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer
Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer
Hipotesis Statistik : 
Ho : m1 = m2
Ha : m1 ¹ m2
Contoh 2 :
Rumusan masalah komparatif : Bagaimanakah produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan karyawan PT XYZ?
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Tidak terdapat perbedaan produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan produktifitas kerja karyawan PT XYZ
Ha : Terdapat perbedaan produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan produktifitas kerja karyawan PT XYZ
Hipotesis Statistik : 
Ho : m1 = m2
Ha : m1 ¹ m2
3.      Hipotesis Asosiatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalahyang menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel.
Contoh 1:
Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar?
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
Ha : Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
Hipotesis Statistik : 
Ho : r = 0
Ha : r ¹ 0
Contoh 2 :
Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan antara prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif antara prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.
Ha : Terdapat hubungan antara prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.
Hipotesis Statistik : 
Ho : r = 0
Ha : r ¹ 0
    C .    Karakteristik Hipotesis yang Baik

  1.  Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
  2.      Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
  3.     Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenaifenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisiukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
  4.   Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
  5.     Hipotesis harus dapat diuji, dengan metodeyang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yangbersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metodepengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
  6.     Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya..
  7.   Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.
  D .   Tahap-tahap pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:

  1. Penentuan masalah,mendapat bentuk perumusan masalah
  2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).hipotesis priliminer adalah sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
  3. Pengumpulan fakta, dipilih fakta-fakta yangrelevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
  4.    Formulasi hipotesa. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
  5. Pengujian hipotesa Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati atau  verifikasi(pembenaran). Jika terbukti dengan fakta maka disebut konfirmasiFalsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa.
  6.  Aplikasi/penerapan.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi prediksi, dan harus terbukti cocok dengan fakta. harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
  E .  Hubungan Hipotesis dengan Teori
Hipotesis sebagai jawaban atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya pernyataan hubungan telah diformulasikan dalamkerangka teoritis.Hipotesis bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.Pernyataan hubungan antara variabel, dirumuskan dalam hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian




   F .    Menguji Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis,apakah harus menerima atau menolak hipotesis.Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran. 






DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,Bandung: Alfabeta.
www.Wikipedia.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar