A.
Pengertian
Hipotesis Dalam Penelitian.
Hipotesa berasal dari penggalan kata
”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi
hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa
Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa.hipotesis adalah
suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin
benar mungkin salah.Adapun beberapa pendapat :
Pengertian Hipotesis
menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti
tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan
itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui
penelitian yang dilakukan.
Pengertian
menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang
merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Penelitian yang merumuskan hipotesis
adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian
kualitatif hipotesis tidak dirumuskan, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan
hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan
kuantitatif.
- Untuk menguji teori,
- Mendorong munculnya teori,
- Menerangkan fenomena sosial,
- Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
- Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
Fungsi hipotesis
dalam penelitian kuantitat
- Hipotesis menjelaskan masalah penelitian & pemecahannya secara rasional
- Hipotesis menyatakan variabel-variabe penelitian yang perlu diuji secara empiris
- Hipotesis digunakan sebagai pedoman utk memilih metode pengujian data
- Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian
Kriteria Rumusan
Hipotesis
- Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian
- Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris
- Berupa pernyataan yg dikembangkan berdasarkan teori-teori yangg lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya
B. Jenis-jenis
Hipotesa
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian
pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
- Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.
Contoh: ” Pembelajaran IPA dengan Penerapan Model Kooperatif
lebih efektif dibandingkan dengan Pembelajaran IPA tanpa Penerapan
Model Kooperatif terhadap Proses Belajar Bidang Studi IPA Sub Pokok Bahasan
Perpindahan Kalor”.
- Hipotesa Nol (Null hypotheses) disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y).
Contoh: ”
Pembelajaran IPA dengan Penerapan Model Kooperatif tidak efektif dibandingkan
dengan pembelajaran IPA tanpa Penerapan Model Kooperatif Terhadap Proses
Belajar Bidang Studi IPA Sub Pokok Bahasan Perpindahan Kalor ”.
1. Hipotesis dilihat dari kategori
rumusannya
Dibagi
menjadi dua bagian yaitu (1) hipotesis nihil yang biasa disingkat dengan Ho (2)
hipotesis alternatif biasanya disebut hipotesis kerja atau disingkat Ha.
- Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungannya atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contohnya: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
- Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contohnya: Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Hipotesis alternatif
ada dua macam, yaitu directional Hypotheses dan non directional Hypotheses (Fraenkel
and Wallen, 1990:42 ; Suharsimi Arikunto, 1989:57).
- Hipotesis terarah(directional Hypotheses) adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independen memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependen.
Contoh: Siswa yang
diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya, dibandingkan
dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode curah pendapat.
- Hipotesis tak terarah(non directional Hypotheses ) adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Fraenkel dan Wallen (1990:42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah itu menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan.
Contoh: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode
mengajar inkuiri dan curah pendapat terhadap prestasi belajar siswa.
2. Hipotesis dilihat dari sifat variabel
yang akan diuji.
Dilihat
dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu (1) hipotesis tentang hubungan dan (2) hipotesis tentang
perbedaan.
Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang
menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu ke
penelitian korelasional. dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik, contohnya: Hubungan antara kemampuan fisika dengan kimia.Nilai fisika mempunyai hubungan sejajar dengan nilai kimia, tetapi tidak merupakan sebab akibat dan timbal balik. Nilai fisika yang tinggi tidak menyebabkan nilai kimia yang tinggi, dan sebaliknya. Keduanya memiliki hubungan mungkin disebabkan karena faktor lain, mungkin kebiasaan berpikir logik (tentang ke IPA-an) sehingga mengakibatkan adanya hubungan antara keduanya.
- Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik. Contohnya: Hubungan antara tingkat kekayaan dengan kelancaran berusaha. Semakin tinggi tingkat kekayaan, semakin tinggi tingkat kelancaran usahanya, dan sebaliknya.
- Hubungan yang menunjuk pada sebab-akibat, tetapi tidak timbal balik. Contohnya hubungan antara waktu PBM, dengan kejenuhan siswa. Semakin lama waktu PBM berlangsung, siswa semakin jenuh terhadap pelajaran yang disampaikan.
Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis
yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda.
Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan
eksperimen.
Contoh (1): Ada
perbedaan pretasi belajar siswa SMA antara yang diajar dengan metode ceramah
& tanya jawab (CT) dan metode diskusi (penelitian eksperimen).
Contoh (2): Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA
antara yang berada di kota dan di desa (penelitian komparatif).
3. Jenis Hipotesis yang dilihat dari
keluasan atau lingkup variabel yang diuji.
Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi
hipotesis mayor dan hipotesis minor.
- Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh objek penelitian Contoh: “Ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi (KSE) orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP”.
- Hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor).
Contoh: Hipotesis
Minor.
1)
Ada hubungan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP.
2)
Ada hubungan antara
pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP.
3)
Ada hubungan antara
kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP.
Bentuk-bentuk hipotesis sangat
berkaitan dengan rumusan masalah penelitian yaitu :
1.
Hipotesis deskriptif, merupakan jawaban
sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri
baik satu variabel atau lebih.
Contoh 1:
Rumusan masalah
deskriptif : Berapa daya tahan lampu pijar merk X?
Hipotesis deskriptif
:
Ho : Daya tahan
lampu pijar merk X adalah 600 jam.
Ha : Daya tahan lampu
pijar merk X tidak sama dengan 600 jam.
Hipotesis Statistik
:
Ho
: m = 600
Ha
: m ¹ 600
Contoh 2:
Rumusan masalah
deskriptif : Seberapa tinggi motivasi belajar mahasiswa
suatu fakultas tertentu?
Hipotesis deskriptif
:
Ho : Motivasi belajar
mahasiswa suatu fakultas adalah 80% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
Ha : Motivasi
belajar mahasiswa suatu fakultas tidak sama dengan 80% dari kriteria ideal yang
ditetapkan.
Hipotesis Statistik
:
Ho
: r = 80 %
Ha
: r ¹ 80 %
2.
Hipotesis Komparatif, merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah komparatif (perbandingan). Membandingkan dua
populasi/sampel yang berbeda namun dalam variabel yang sama atau membandingkan
dua kejadian yang berbeda waktu namun variabel sama.
Contoh
1:
Rumusan
masalah komparatif : Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa jurusan
matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer?
Hipotesis
deskriptif :
Ho
: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan
prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer
Ha
: Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan
prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer
Hipotesis
Statistik :
Ho : m1 = m2
Ha : m1 ¹ m2
Contoh
2 :
Rumusan
masalah komparatif : Bagaimanakah produktifitas kerja karyawan PT ABC
dengan karyawan PT XYZ?
Hipotesis
deskriptif :
Ho : Tidak terdapat
perbedaan produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan produktifitas kerja
karyawan PT XYZ
Ha : Terdapat
perbedaan produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan produktifitas kerja
karyawan PT XYZ
Hipotesis
Statistik :
Ho
: m1 = m2
Ha
: m1 ¹ m2
3.
Hipotesis Asosiatif, merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalahyang menanyakan hubungan antara dua atau
lebih variabel.
Contoh 1:
Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar?
Hipotesis deskriptif :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar.
Ha : Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar.
Hipotesis Statistik :
Ho : r = 0
Ha : r ¹ 0
Contoh 2 :
Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan
antara prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.
Hipotesis deskriptif :
Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif antara
prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.
Ha : Terdapat hubungan antara prestasi kerja
dengan salary yang diterima karyawan.
Hipotesis
Statistik :
Ho : r = 0
Ha : r ¹ 0
C . Karakteristik
Hipotesis yang Baik
- Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
- Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
- Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenaifenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
- Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
- Hipotesis harus dapat diuji, dengan metodeyang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yangbersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metodepengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
- Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya..
- Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.
D . Tahap-tahap
pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
- Penentuan masalah,mendapat bentuk perumusan masalah
- Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).hipotesis priliminer adalah sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
- Pengumpulan fakta, dipilih fakta-fakta yangrelevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
- Formulasi hipotesa. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
- Pengujian hipotesa Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati atau verifikasi(pembenaran). Jika terbukti dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa.
- Aplikasi/penerapan.
Apabila hipotesa itu
benar dan dapat diadakan menjadi prediksi, dan harus terbukti cocok dengan fakta. harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
E . Hubungan Hipotesis
dengan Teori
Hipotesis sebagai jawaban atas suatu masalah dan kemudian
diuji secara empiris. hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau
lebih variabel yang di dalamnya pernyataan hubungan telah
diformulasikan dalamkerangka
teoritis.Hipotesis bersumber
dari teori dan tinjauan literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.Pernyataan hubungan antara variabel, dirumuskan dalam
hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada
hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk
menjelaskan masalah penelitian
F . Menguji Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data
empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu
peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan.
Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis,apakah
harus menerima atau menolak hipotesis.Dengan menggunakan data kuantitatif yang
diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin,
jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus
menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,Bandung: Alfabeta.
www.Wikipedia.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar