Rabu, 17 Desember 2014

senyawa metabolit pada tanaman bawang merah dan buah naga




TUGAS BIOTEKNOLOGI
“ SENYAWA METABOLIT PADA TANAMAN BAWANG MERAH DAN BUAH NAGA



Disusun Oleh :
Nama                    : Nur Adhimah    
Nim             : (12030654011)
Kelas           : Pend. SAINS A



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENDIDIKAN SAINS
2014



BUAH NAGA


Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.


Buah naga memiliki warna kulit yang menyala, kulitnya juga tidak mulus, melainkan berlapis sehingga mirip sisik ular besar atau naga. Isi buahnya berwarna putih, merah atau ungu dengan taburan biji-biji berwarna hitam. Tekstur isinya seperti selasih dengan cita rasa seperti buah kiwi. Tanaman memproduksi berbagai macam bahan kimia untuk tujuan tertentu, yang disebut dengan metabolit sekunder. Metabolit sekunder tanaman merupakan bahan yang tidak esensial untuk kepentingan hidup tanaman tersebut,tetapi biasanya mempunyai fungsi yang unik misalnya untuk berkompetisi dengan makhluk hidup lainnya, atau untuk memikat serangga dalam menyebarkan benih.


Metabolit sekunder yang diproduksi tanaman didalam buah naga, terdapat senyawa-senyawa atau -komponen metabolit sekunder seperti saponin, triterpenoid,isoprenoid, flavonoidcyanogenic glucoside, glucosinolate dan nonprotein aminoacid dan alkaloid. Tanaman kaktus/buah naga telah dipelajari para ilmuwan karena mempunyai kandungan bahan aktif alkaloid, berupa ß-phenylethylaminedan tetraisoquinoline. Sampai saat ini lebih dari 60 senyawa dalam tanaman kaktus/buah naga yang sudah diisolasi antaralain adalah anhalonine, hordenine,mescaline, N- acetylmescaline, pellontine, tyramine.

Senyawa hordenine dan tyramine mempunyai khasiat sebagai anti mikroba yang dapat mencegah berbagai jenis penyakit seperti arthritis, influen-za, infeksi, diabetes, sakit telinga,sakit mata, rematik, gigitan binatang berbisa dan sebagainya. Beberapa jenis kaktus/buah naga yang lain dikenal sebagai tanaman obat adalah dari jenis prickly pearcactusyang terdiri dari beberapa spesies seperti Opuntia dillenii, Opuntia engelinanii,Opuntiaficus indica,Opuntia playachatha, dan Opuntia santa-rita. Jenis kaktus/buah naga yang dikenal saat ini adalah buah naga(dragon fruit) yang termasuk dalam genus Helocereus dan Seleniereus. Meskipun tanaman kaktus/buah naga selama ini banyak dikenal sebagai tanaman hias, kaktus/buah naga juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bahan industri pewarna, pakan ternak dan bahan obat obatan.
Alkaloid merupakan bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistim heterosiklik, Alkaloid merupakan metabolit sekunder yang paling banyak diproduksi tanaman tanaman kaktus/buah naga banyak mengandung ßphenylethylamine dan tetraisoquinoline. Sampai saat ini,banyak penelitian yang dilakukan terhadap tanaman kaktus/buah naga ditekankan pada mengetahui kandungan metabolit sekundernya yang berfungsi sebagai biofarmaka.
Hasil penelitian dari beberapa ilmuwan melaporkan bahwa,O.ficusindica mengadung 8 flavonoid yaitu kaemferol, quercetin, kaemfero 3methyl ether, quercetin 3methylether, narcissin,aromadendri, taxifolin dan eriodictyol. Selain itu dikatakan bahwa jus buah O. ficusindica mengandung ascorbic acid,total polyphenol dan menunjukkan adanya aktivitas antioksidan. Sari buah tanaman kaktus/buah naga Opuntia dapat digunakan sebagai salep atau pelembab untuk mengobati lukabakar dan tersengat panas matahari. Spesies lain yakni Opuntia Cylindropuntia Haw digunakan untuk mengatasi penyakit arthritis (radang senditulang), diare,  menurunkan kadar gula darah dan kolesterol serta untuk mencegah kanker usus, penguat sukulen, dikotiledon dan perennial termasuk famili Cactaceae dengan 3 jenis sub famili yaitu Pereskioideae,Opuntioideae dan Cactoideae serta fungsi ginjal dan tulang, pelindung kesehatan mulut,pencegahan dendaranhan dan gejalan keputihan,penguat,daya kerja otak dan meningkatkan ketajaman mata.




DAFTAR PUSTAKA

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 2. Yay. Sarana Wana Jaya,      Jakarta. Hal. 885-887 (sebagai Leucaena glauca Benth.)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia. Jilid II, Jakarta. 1978.
Dalimartha, S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid III. Cetakan Pertama. Jakarta: Puspa Swara. 2006­­­
Jayadi, S. 199 1. Tanaman Makanan Ternak Tropika. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Murray, Robert K. et. Al. 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta : Penerbit Buku            Kedokteran EGC.
Nahrowi.2008. Pengetahuan Bahan Pakan. Nutri Sejahtra Press. Bogor.
Sarwono, B. 2001.Buah Naga. Jakarta: AgroMedia Pustaka






Kita sering menemukan bawang merah digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam masakan dan sebagai obat herbal.
Bawang merah termasuk jenis tanaman yang tidak menyukai air hujan, tidak suka tempat-tempat yang airnya menggenang dan becek, tetapi pada pertumbuhannya, ia membutuhkan banyak air, terutama pada masa pembentukan umbi dan perlu lingkungan yang beriklim kering, suhu yang hangat. Karenanya tanaman ini paling cocok ditanam dimusim kemarau dengan sistem pengairan yang memadai. Berasal dari Asia bagian barat di jawa banyak dibudidaykana di dataran rendah (5 - 100 m dpl.).
Kandungan kimia 
Menurut Food and Nutrition Research Center (1964), senyawa fitokimia yang terdapat dalam bawang merah adalah allisin, aliin, allil propil sulfida, asam fenolat, asam fumarat, asam kafrilat, floroglusin, fosfor, fitosterol, flavonol, flavonoid, kaempfenol, kuersetin, kuersertin glikosida, pektin, saponin, sterol, sikloaliin, triopropanal sulfoksida, propil disulfida, dan propil-metil disulfida. Bawang merah segar dapat meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL sebesar 30%. Senyawa allisin dan aliin juga berfungsi sebagai antiseptik. Kedua senyawa itu diubah oleh enzim allisin liase menjadi asam piruvat, amonia, dan allisin antimikrob yang bersifat bakterisidal.
Senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada bawang merah seperti Flavonoid bersifat antiinflamasi, jadi bisa digunakan untuk menyembuhkan hepatitis, atritis, tonsilitis, dan bronkhitis. Sedangkan flavonol pada bawang merah bersama kuersetin dan kuersetin glikosida memiliki efek farmakologis sebagai bahan antibiotik alami atau natural antibiotic. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan virus, bakteri, maupun cendawan. Senyawa penting dalam bawang merah lainnya adalah saponin, senyawa ini berperan sebagai antikoagulan dan bisa juga berfungsi sebagai ekspektoran atau mengencerkan dahak.

Bawang merah mengandung minyak atsiri yang ter-diri atas dialilsulfida, propantiol-S-oksida, S-Alil-L-Sistein-sulfoksida atau Aliin, prostaglandin A-1, difenilamina dan sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, kaemferol dan foroglusinol.



Umbi bawang merah mengandung senyawa turunan asam amino yang mengandung sulfur yaitu Sikloalliin 2%, propilalliin dan propenilalliin. Bila sel-sel umbi pecah senyawa tersebut akan berubah menjadi bentuk ester ( ester asam tiosulfinat), sulfinil disulfida (Kepaen), disulfida dan polisulfida, begitu juga tiofen. Di samping itu terbentuk pula propantial-S-oksida (suatu senyawa yang dapat menyebabkan keluarnya air mata).
Disamping turunan asam amino, ditemukan pula adenosine dan prostaglandin.
 Aliin (S-Allil-L-sistein sulfoksida), C6H11NO2S selain terkandung dalam Bawang Merah juga terkandung dalam Bawang putih (Allium sativum L.) dan jenis-jenis Allium lainnya. Senyawa ini berupa hemihidrat yang tidak berwarna C6H11NO2S.½H2O bentuk jarum tumpul yang diperoleh dari hasil rekristalisasi menggunakan pelarut aseton. Jarak leburnya 164-1660C (dengan mengeluarkan gas), praktis larut dalam air. Tidak larut dalam etanol mutlak, kloroform, aseton, eter dan benzena. Senyawa ini memiliki potensi sebagai antibakteri dan segera akan terurai oleh pengaruh enzim Allinase dengan mengeluarkan bau bawang yang khas. Potensi antibakterinya kira-kira serupa dengan Allicin.



Allisin C6H11NO2S adalah senyawa yang juga memiliki potensi antibakteri. Senyawa ini bentuknya cairan dengan bau yang khas. Bersifat mengiritasi kulit, bila direbus atau disuling akan mengalami dekomposisi. Indeks biasnya 1,561 (20oC), bobot jenis 1,112 (20oC). Kelarutan dalam air 2,5% w/w (suhu 10oC). pH sekitar 6,5. Dapat campur dengan alkohol, eter, dan benzena, tidak stabil terhadap pengaruh panas dan dalam lingkungan biasa. Stabil dalam lingkungan asam.


Efek biologi Dari penelitian yang sudah banyak dilakukan diketahui bahwa bawang merah mempunyai efek antidiabetik dan anti aterosklerotik yaitu menurunkan kadar gula dan lemak darah, menghambat aggregasi trombosit, meningkatkan aktivitas fibrinolitik serta memobilisir kolesterol dari depositnya pada lesi aterosklerosis hewan uji. Efek hipoglikemik dan hipolipidemik. Komponen yang diduga mempunyai efek hipoglikemik ialah senyawa amino (difenilamin) dan senyawa yang berupa sulfida (allilpropil-disulfida).
Ekstrak Bawang dapur (bawang bombay) berefek seperti ekstrak bawang putih, yaitu sebagai fibrinolitik, menurunkan kholesterol dan trigliserida. Disamping itu dapat pula berefek sebagai antiasma. Potensi antiasma tersebut disebabkan dari ester asam tisulfiniat yaitu dengan menghambat proses timbulnya asma (menekan pengaruh alergen), sedangkan pada penurunan timbulnya trombus disebabkan karena menghambat terjadinya penggumpalan trombosit spontan.




DAFTAR PUSTAKA


Singgih, W., 1994,  Budidaya Bawang : Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay, Panebar    Swadaya, Jakarta, p. 85-135.

Dalimartha, S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Cetakan Pertama. Jakarta: Trubus Agriwidya.1999

Harborne, J.B. Metode Fitokimia: Penuntun cara modern menganalisi tumbuhan. Penerbit ITB Bandung. 1983.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia. Jilid II, Jakarta. 1978.

Anonim,  1985,  Materia  Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, p.15-19.


12 komentar:

  1. isi dari blog ini sudah bagus, karena didalamnya sudah berisi informasi tentang sains yang sangat dibutuhkan untuk belajar bagi para pembaca. lanjutkan..

    BalasHapus
  2. artikelnya bagus juga, sangat bermanfaat bagi para pembaca... trims ya..

    BalasHapus
  3. makasih artikelnya.... informasinya sangat menarik dan kami butuhkan.

    BalasHapus
  4. wahh... bagus juga artikelnya... kita jadi tau tentang metabolit pada tanaman bawang.... thanks infonya...

    BalasHapus
  5. artikelnya bagus dan menarik juga ya.. informasinya sesuai dengan apa yang saya butuhkan...
    terimaksih :

    BalasHapus
  6. isi dari blog ini sudah bagus, karena didalamnya sudah berisi informasi tentang sains yang sangat dibutuhkan untuk belajar bagi para pembaca. makasih yaa...

    BalasHapus
  7. informasinya bagus dan bermanfaat bagi para pembaca... lanjutnya berkreasi.

    BalasHapus
  8. artikelnya bagus dan bermanfaat bagi pembaca....

    BalasHapus
  9. artikelnya sangat bermanfaat bagi para pembaca, informasinya menarik dan dibutuhkan, karena berisi tentang materi sains yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari...

    BalasHapus
  10. wahh.. bagus banget informasinya... sangat membantu sekali... mmakasih..

    BalasHapus
  11. hmmm.. buah naganya enak ituu.. hehe.. semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  12. artikelnya sangat menarik.... banyak informasi yang dibutuhkan para pembaca..

    BalasHapus