MASALAH
A.
Karakteristik Masalah
Ada beberapa ciri-ciri
masalah yang harus diperhatikan,Ciri-ciri masalah yang baik adalah :
1. Masalah yang
dipilih harus mempunyai nilai penelitian
Masalah untuk suatu
penelitian tidaklah dipilih apa adanya. Masalah harus mempunyai isi yang
mempunyai nilai penelitian, yaitu mempunyai kegunaan tertentu dan dapat
digunakan untuk suatu keperluan. Masalah ini akan mempunyai nilai penelitian
jika :
a. Masalah mempunyai keaslian
b. Masalah harus mempunyai suatu hubungan
c. Masalah harus mempunyai hal yang penting
d. Dapat diuji
e.
Masalah harus dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan
- . Masalah harus merupakan hal baru
- . Masalah harus mengandung rancangan yang lebih komplek.
- . Harus dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan
- i Tidak bertentangan dengan etika dengan moral
2. Masalah harus
fisibel
Yaitu, masalah tersebut
dapat dipecahkan. Ini berarti data serta metode untuk memcahkan masalah harus
tersedia, biaya yang secara relatif harus dalam batas kemampuan, kondisi waktu,
administrasi dan tidak bertentangan dengan hukum dan adat.
3. Masalah harus
sesuai dengan kualifikasi peneliti
Masalah yang dipilih
juga harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti itu sendiri. Dalam hal ini,
masalah yang dipilih sekurang-kurangnya menarik dan cocok dengan kualifikasi
ilmiah peneliti.:
B.
Hubungan Dua Variabel
atau Lebih
Dalam melakukan kegiatan penelitian, peneliti harus
mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi penelitian tersebut.
Menurut beberapa ahli mendefinisikan variabel sebagai berikut :
Hack dan Farhady (1981)
menyebutkan
variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain.
Kerlinger (1973) menyebutkan bahwa variabel adalah
konstruk (Constructed) atau sifat yang akan dipelajari seperti tingkat
aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji,
produktivitas, dan lain-lain.
Supaya
peneliti lebih memahami makna hubungan antar variabel, maka perlu dijelaskan
hubungan anar variabel. Hubungan antar variabel memiliki berbagai macam makna,
diantaranya :
1. Hubungan Simetris
Kedua
variabel dikatakan memiliki hubungan simetris, apabila variabel yang satu tidak
disebabkan oleh variabel yang lain. Contoh hubungan simetris adalah hubungan
antara jumlah guru dengan jumlah fasilitas belajar di sebuah sekolah. Variabel
jumlah guru tidak mempengaruhi jumlah fasilitas belajar. Demikian juga variabel
jumlah fasilitas belajar juga tidak mempengaruhi jumlah guru di sebuah sekolah.
2. Hubungan Timbal Balik
Hubungan
ini merupakan hubungan dua variabel yang tidak begitu jelas, dimana yang
merupakan variabel indipenden (penyebab) dan dimana yang merupakan variabel
dependen (efek). Dalam penelitian pendidikan, kadang-kadang peneliti menghadapi
dua variabel yang susah untuk ditentukan mana variabel dependen dan mana
variabel independen. Dalam hal ini dua variabel tersebut bersifat respirokal
(variabel timbal balik)
3. Hubungan Variabel Asimetris
Hubungan
asimetris adalah hubungan dimana satu variabel mempengaruhi variabel yang lain
dan tidak dapat saling dipertukarkan. Ada 6 tipe hubungan asimetris, yaitu :
a. Hubungan antara stimulus dan respon
b. Hubungan antara disposisi dan respon
c. Hubungan antara ciri individu dan
disposisi atau tingkah laku
d. Hubungan antara prekondisi dan akibat
tertentu
e. Hubungan yang imanen
f. Hubungan antara tujuan dan cara
Contoh
hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel jenis kelanin dengan
prestasi belajar, hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan jenis
pekerjaan.
4. Hubungan Asimetris Dua Variabel
Inti
dari analisis ilmiah dalam penelitian adalah hubungan Asimetris, hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen. Kedua variabel ini dalam
pembahasan berikut ini disebut dengan variabel pokok. Hubungan antara jenis
variabel tersebut merupakan titik pangkal analisis dalam penelitian sosial,
penelitian pendidikan, dan sebagainya. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan
antara dua variabel atau lebih; dengan kata lain disebut hubungan dua variabel
(bivariate), atau bisa juga hubungan lebih dari dua variabel (multivariate)
yakni satu variabel dependen dan beberapa variabel independen.
Ada
dua cara untuk menentukan kelas variabel penelitian tersebut antara lain
: Pertama, menjadi satu kelas variabel independen yang
utuh; Kedua :menganalisis satu persatu independen variabel
(X1,X2,X3,X4) yang selanjutnya dihubungkan dengan dependen variabel. Begitu
pula dengan hubungan bivariate terutama dalam penelitian sosial,
pendidikan jarang dijumpai hal-hal seperti itu dikarenakan ada variabel lain
yang lebih berpengaruh.
5. Hubungan Asosiatif
Hubungan
asosiatif merupakan hubungan antara dua variabel yang tidak saling mengikat,
tetapi lebih mengarah pada bentuk kerjasamanya. Misalnya, hubungan antara
dokter dan perawat dalam proses penyembuhan.
C.
Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah adalah informasi yang
tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematic yang
menarik untuk diteliti. Masalah terjadi saat harapan ideal akan sesuatu hal
tidak sama dengan realita yang terjadi.
Latar
belakang masalah penelitian menjelaskan secara lengkap topic (subject area)
penelitian, masalah penelitian yang kita pilih dan mengapa melakukan penelitian
pada topic dan masalah tersebut (Berndtsson et al, 2008)
Latar
belakang penelitian berisi :
Ø Alasan rasional dan esensial yang
membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan fakta, data,
referensi, dan temuan penelitian sebelumnya.
Ø Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat
di lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan dan
bagaimana penelitian mengisi ketimpangan yang ada berkaitan dengan topic yang
diteliti.
Ø Kompleksitas masalah jika masalah itu
dibiarkan dan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu
bahkan mengancam.
Ø Penjelasan singkat tentang kedudukan
atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang
ditekuni peneliti.
Cara membuat latar belakang masalah
dengan langkah sebagai berikut :
Ø Pada bagian awal latar belakang adalah
gambaran umum tentang masalah yang akan diangkat. Dengan model piraamid
terbalik untuk gambaran umum tentang masalah mulai dari hal yang global sampai
mengerucut focus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan
diteliti.
Ø Pada bagian tengah ungkapkan fakta,
fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan
efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung juga teori dan
penelitian terdahulu.
Ø Bagian akhir diisi dengan alternative
solusi yang bisa ditawarkan (teoritis dan praktis) dan akhirnya muncullah
judul.
`
D.
Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah suatu kondisi
dimana terjadinya kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta yang terjadi
di lapangan. Sebagai contoh, diharapkan peserta didik dalam suatu kelas
memperoleh nilai rata-rata 80 dalam ujian pelajaran Bahasa Arab, namun ternyata
nilai rata-rata yang di capai peserta didik hanya 70, inilah yang di sebut
dengan adanya kesenjangan.
Masalah terjadi
apabila :
1.
Ada
hambatan memperoleh tujuan / mencapai sesuatu
2. Apabila kenyataan tidak sesuai dengan
harapan
Menurut (Nasution, 2006 :16), ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para calon peneliti dalam
mengangkat permasalahan penelitian, antara lain :
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru,
menarik serta menimbulkan rasa ingin tahu pada calon peneliti?
2. Apakah masalah itu sesuai dengan
jurusan, kemampuan, dan latar belakang pendidikannya?
3. Apakah dengan metode tertentu dapat
dikumpulkan data yang diperlukan?
4. Apakah calon peneliti dapat menanggung
segalla pembiayaannya?
5. Apakah penelitian itu mengandung bahaya,
ancaman, atau resiko lainnya?
6. Apakah calon peneliti dapat
menyelesaikannya dalam waktu yang telah tersedia?
E.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah adalah salah satu
dari tahapan yang ada di antara sejumlah tahapan penelitian yang mempunyai
kedudukan penting di dalam aktivitas penelitian. Apabila tanpa perumusan
masalah, maka suatu kegiatan penelitian akan sia-sia atau bahkan tidak bisa
membuahkan hasil sama sekali Research question atau perumusan
masalah ini juga disebut dengan research problem, hal ini bisa diartikan
sebagai rumusan yang menanyakan kejadian, baik itu kedudukan sebagai fenomena
mandiri ataupun kedudukan sebagai fenomena yang berkaitan dengan antar fenomena
baik sebagai penyebabnya maupun akibatnya. Di dalam perumusan masalah sendiri
diperlukan untuk memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sebenarnya teradapat tiga
bentuk masalah di antaranya adalah sebagai berikut :
Masalah Deskriptif
Masalah ini berkenaan dengan keberadaan dari variabel
mandiri. Sehingga dalam penelitian ini tidak akan membuat perbandingan variabel
tersebut terhadap sampel yang lainnya serta mencari hubungan antar variabel.
Penelitian seperrti ini kemudian dinamakan sebagai penelitian deskriptif.
Sebagai contoh untuk rumusan masalah deskriptif yaitu :
1. Bagaimana sikap masyarakat mengenai
perguruna tinggi berbadan hukum?
2. Seberapa efektifkah kebijakan mobil
berpenumpang 3?
Masalah
Komparatif
Masalah ini
bersifat membandingkan keberadaan variabel yang berbeda.
Contoh rumusan
masalah komparatif yaitu :
1. Apakah ada perbedaan
kinerja antara pegawai swasta dan negeri? (satu variabel, dua sampel).
2. Apakah ada perbedaan
kedisiplinan dan kemampuan kerja antara pegawai negeri dan swasta? (dua
variabel, dua sampel)
Masalah
Asosiatif
Masalah ini
merupakan pertanyaan penelitian yang lebih bersifat hubungan di antara dua
variabel ataupun lebih. Jadi hubungan tersebut dapat klausal, simetris ataupun
timbal balik.
- . Hubungan klausal
Hubungan yang lebih
bersifat sebab dan akibat. Konteks disini yaitu ada variabel independen dan
juga variabel dependen, sementara variabel independen akan mempengaruhi
variabel dependen. Misalnya :
- Seberapa besarkah pengaruh tata ruangan terhadap kinerja karyawan? Simetris
Hubungan ini di
antara dua variabel ataupun lebih yang secara kebetulan munculbersama. Misalnya
:
·
Apakah ada hubungan antara jumlah payung terjual dengan
jumlah kejahatan?
3. Timbal balik
Hubungan ini
saling mempengaruhi. Misalnya :
·
Hubungan di antara motivasi terhadap prestasi
PENELITIAN
F.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan
adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai,
sesuatu yang akan
dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan
peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan.
Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang
ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian. Tujuan penelitian berfungsi :
1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai
fenomena alamiah
2. Untuk menerangkan hubungan antara
berbagai kejadian
3. Untuk memecahkan masalah yang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk memperlihatkan efek tertentu
Tujuan penelitian dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
a. Tujuan
Umum, mengandung uraian garis besar sasaran akhir secara keseluruan yang akan
dicapai
b. Tujuan
khusus, mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan umum.
Kesalahan-kesalahan yang sering
dilakukan oeh mahasiswa yang sedang membuat Skripsi atau tesisi adalah
merumuskan tujuan sebagai berikut :
a. Tujuan
penelitian adalah untuk memenuhi tugas dalam mencapai gelar sarjana
mudah/sarjana
b. Tujuan
penelitian adalah untuk mencari data
Tujuan penelitian harus lebih luas
dari pada sekedar hal yang bermaslah. Jawab terhadap rumusan masalah dan tujuan
penelitian terletak pada kesimpulan penelitian.
Contoh
tujuan penulisan dari rumusan masalah sebelumnya adalah :
1. Untuk mengetahui sikap masyarakat
terhadap perguruan tinggi berbadan hukum
2. Untuk mendeskripsikan keefektifan
kebijakan mobil berpenumpang 3
G.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap
tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Fokus penelitian harus diungkapkan
secara eksplisit untuk mempermudah peneliti sebelum melaksanakan observasi.
Fokus penelitian adalah garis besar dari penelitian, jadi observasi serta
analisa hasil penelitian akan lebih terarah. Dalam menentukan fokus, anda harus
menyertakan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Harus
fleksibel, yaitu masalah tersebut dapat diteliti, dan dapat dilakukan dengan
cara efisien
2. Harus
jelas, yaitu bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama sesuai dengan
rumusan masalah tersebut
3. Harus
signifikan, yaitu bahwa hasil kajiannya tersebut member kontribusi yang riil
terhadap pengembangan ilmu, masalah kemanusiaan lain / perumusan kebijakan
4. Harus
etis, yaitu kajian serta hasil-hasilnya tidak bertujuan untuk menghujat atau
menistakan orang lain.
VARIABEL
A. Pengertian
Variabel
Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain. Variabel merupakan anggota dari sebuah konsep , seperti SD, SMP, SMA,
Perguruan tinggi dalam konsep tingkat pendidikan. Variabel merupakan gejala
yang bervariasi dan gejala merupakan obyek penelitian. Jadi variabel adalah
obyek penelitian yang bervariasi. Konstruk adalah konsep yang diciptakan atau
digunakan dengan sengaja dan kesadaran penuh untuk suatu maksud ilmiah tertentu
(misalnya untuk diteliti atau dikaji).
Contoh :Pada penelitian dengan judul pengaruh
penghargaan terhadap peningkatan prestasi mahasiswa di Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto, maka konsep “penghargaan” dan “prestasi”, harus
dijabarkan dalam bentuk konstruk. Konstruk ini selanjutnya disebut variabel.
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 33-34)
Varaibel adalah konsep yang mempunyai variabilitas.
Konsep merupakan penggambaran / abstraksi dari suatu fenomena tertenrtu,
sehingga padas akhirnya variabel merupakan segala sesuatu yang bervariasi. Oleh
karena itu terdapat jenjang yang menurun dari Teori - Konsep - Konstruk -Variabel. Variabel merupakan konstruk / ciri/ sifat yang dikaji/ diteliti,
suatu sifat yang dapat memiliki bermacam-macam nilai (sesuatu yang bervariasi).
Contoh perbedaan konsep dan variabel :
Konsep
|
Variabel
|
Kemampuan kontraksi otot
|
Derajat kontraksi
Kekuatan kontraksi
Ketahanan kontraksi
|
Penyembuhan luka
|
Luas luka
Sekresi luka
Tingkatan granulas
|
Kegunaan
variabel penelitian yaitu :
1. Untuk mempersiapkan
alat dan metode pengumpulan data
2. Untuk mempersiapkan
metode analisis/pengolahan data
3. Untuk pengujian
hipotesis
(Ig. Dodiet Aditya.
Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III
Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Variabel
penelitian yang baik adalah :
1. Relevan dengan tujuan
penelitian
2. Dapat diamati dan
dapat diukur
Tipe
Variabel Penelitian
Variabel dilihat dari Skala Nilainya:
1.
Variabel kontinu yaitu variabel yang
memiliki kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu. Contoh :
Tinggi-sedang, satu sampai dengan 7
2.
Variabel Kategoris yaitu variabel yang
memiliki nilai berdasarkan kategori tertentu (skala nominal) Contoh:
Sikap:Baik-buruk
Dilihat Dari Perlakuannya:
1.
Vaariabel aktif yaitu
variabel-variabel yang dimanipulasi untuk keperluan penelitian eksperimen.
2.
Variabel atribut yaitu variabel yang
tidak dapat dimanipulasi untuk keperluan riset,contoh: Intelegensi, sikap,jenis
kelamin dsb.
Variabel dilihat dari fungsinya:
- Variabel Independen (Bebas)
Variabel
bebas merupakan variabel yang menyebabkan munculnya variabel terikat
Contoh : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Konsep Sistem Gerak Manusia
Melalui Pembelajaran Model STAD di SMP 3 Sidayu
Maka Variabel Bebas : Pembelajaran
Model STAD
- . Variabel Dependen (Terikat)
Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
Contoh : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Konsep Sistem Gerak Manusia
Melalui Pembelajaran Model STAD di SMP 3 Sidayu
Maka Variabel Terikat : Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa
- . Variabel Moderating
Variabel moderating merupakan
variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Variabel ini juga disebut dengan variabel independen kedua
Contoh : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Konsep Sistem Gerak Manusia
Melalui Pembelajaran Model STAD di SMP 3 Sidayu
Maka Variabel Moderating :
Kecakapan Guru dalam Mengajar Konsep Sistem Gerak Manusia dengan Model STAD
- . Variabel Intervening
Variabel intervening merupakan
variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat tetapi tidak dapat diukur
- . Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel
yang dikendalikan sehingga tidak mempengaruhi variabel bebas dan variabel
terikat
Contoh : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Konsep Sistem Gerak Manusia
Melalui Pembelajaran Model STAD di SMP 3 Sidayu
Maka Variabel Kontrol : Siswa, Guru, Alokasi Waktu,
Materi Ajar
B. Jenis-jenis Variabel
Variabel dapat dibedakan menjadi :
1. Variabel Kuantitatif,
Contoh : Luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dll.Variabel kuantitatif
diklasifikasian menjadi skala variabel yaitu:
a) Variabel diskrit,
merupakan variabel yang tingkat pengukurannya tidak menunjukkan urutan atau
kesinambungan, melainkan berdiri sendiri secara terpisah. Contoh : jenis
kelamin,golongan darah, suku anggota tubuh.
b) Variabel kontinu,
merupakan variabel yang variasi nilainya berurutan atau ada hubungan satu
dengan lainnya. Contoh : pertambahan panjang (15,1;15,5;15,9),tingkat
pendidikan, suhu,tingkat kecerdasan, berat badan, tinggi badan.(Saryono, S. Kp,
M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 36)
c) Variabel ordinal :Mengandunginformasiperingkat,
jarakantar 2 peringkattidaksamaatautidakterukur
Contoh:
·
Ketebalan kabel
·
Derajatkeparahansakit:
berat-sedang-ringan
·
Status gizi: baik-kurang-buruk
d) variabel
kategori adalah variabel hasil merupakan variabel yang dapat diukur sebagai
akibat dari adanya perlakuan; misalnya hasil belajar siswa, motivasi,
minat.Variabel hasil sangat bervariasi, tergantung pada individu atau kelompok
yang dikenai perlakuan pada situasi dan kondisi yang berbeda.
Contoh variabel hasil:
Contoh variabel hasil:
·
Kecemasan siswa sebelum ujian berlangsung
·
Keterbukaan kelas
·
Kemampuan mengungkapkan diri malalui tulisan
·
Kelancaran berbahasa asing
2. Variabel Kualitatif, Contoh
: Kemakmuran, kepandaian, dll.(Suharsimi Arikunto. Jenis-jenis variabel menurut
fungsinya :
- Variabel Independen (Bebas)Variabel bebas merupakan variabel yang menyebabkan munculnya variabel terikat
- Variabel Dependen (Terikat)Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
Contoh : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar IPA dengan pendekatan
inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada siswa Kelas VIII SMPN 1
Sidayu”
Maka Variabel Terikat :
Motivasi dan Prestasi Belajar SiswA
- Variabel Kontrol merupakan variabel yang dikendalikan sehingga tidak mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat
Contoh : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar IPA dengan pendekatan
inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada siswa Kelas VIII SMPN 1
Sidayu”
Maka Variabel Kontrol : Siswa,
Guru, Materi, Waktu Penjelasan Materi, Media yang Digunakan
- Variabel Penengah (Moderating Variable) Adalah variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta memperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.
- Variabel antara (Intervening Variable) Adalah variabel yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.
- Variabel RambangAdalah variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung. Contoh : Dari judul penelitian “Studi Komperatif Prestasi Brlajar IPA” yang pengajarnya menggunakan metode demonstrasi dan yang menggunakan metode ceramah antara siswa putra-putri kelas 2 SMP X Solo tahun1994.
Variabel tergantung : Prestasi belajar
IPA,
Variabel
bebas : Metode
demonstrasi
Variabel
moderat : Siswa putra-putri
Variabel
kendali : kelas 2 SMP X
C. Sifat Variabel
- Variabel Statis adalah varaibel yang tidak dapat diubah keberadaannya.Contoh : jenis kelamin, tinggi badan,status sosial, tempat tinggal, dll.
- Variabel Dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadaannya berupa pengubahan, peningkatan atau penurunan.Conntoh : kedisiplinan, tingkat pengetahuan, motivasi kepedulian, dll.(Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi-VI, Cetakan ke-13, Jakarta : PT. Renika Cipta,
Pemahaman variabel sangat penting untuk :
1. Menentukan hipotesis
2. Menentukan instrumen
penelitian
3. Menentukan ragam data
yang dikumpulkan
4. Mencerminkan luas
sempitnya kesimpulan
D. Pengukuran Variabel
Pengukuran adalah
penting bagi setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat
menghubungkan konsep yang abstrak dengan realitas.Untuk dapat melakukan
pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang
paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada
penelii untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya.
Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Menentukan indikator
untuk dimensi – dimensi variabel penelitian.
2. Menentukan ukuran
masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan
dimensinya.
3. Menentukan ukuran
yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal
interval atau ratio dan
Ada 4 skala pengukuran, yaitu : Pada dasarnya ada 4 skala pengukuran
variabel, yaitu:
1. Skala Nominal
Skala ordinal mirip dengan
skala nominal, yaitu sama-sama digunakan untuk data bersifat kategori. Bedanya,
kategori-kategori pada skala ordinal memiliki tingkatan-tingkatan, baik dari
kecil ke besar, tidak penting ke penting atau sangat tidak setuju ke
sangat setuju. Contoh variabel dengan skala ordinal ialah
tingkat pendidikan, kelompok pendapatan, tingkat keganasan penyakit dan
sebagainya. Variabel pendidikan, misalnya, diurutkan dari tamatan SD ke
bawah (diberi kode 1), SMP (kode 2), SMA (kode 3) dan Perguruan Tinggi (kode
4).
3. Skala Interval
Skala Interval tidak hanya
memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan, mengurutkan peringkatnya, tetapi
kita juga bisa mengukur dan membandingkan ukuran perbedaan di antara nilai.
Sebagai contoh, suhu, yang diukur dalam derajat Fahrenheit atau Celcius,
merupakan skala interval. Kita dapat mengatakan bahwa suhu 50 derajat lebih
tinggi daripada suhu 40 derajat, demikian juga suhu 30 derajat lebih tinggi
dibanding dengan suhu 20 derajat. Perbedaan selisih suhu antara 40 dan 50
derajat nilainya sama dengan perbedaan suhu antara 20 dan 30 derajat, yaitu 10
derajat. pada skala interval, selain kita bisa membedakan (mengkategorikan),
mengurutkan nilainya, juga bisa di hitung berapa perbedaannya/selisihnya dan
jarak atau intervalnya juga dapat dibandingkan.Contoh lain skala interval ialah
IQ.
4. Skala Rasio
Skala rasio sangat mirip
dengan variabel interval, di samping sudah memiliki semua sifat-sifat variabel
interval, juga sudah bisa diidentifikasi titik nol mutlak, sehingga memungkinkan menyatakan rasio
atau perbandingan di antara kedua nilai, misalnya x adalah dua
kali lebih y. Contoh yang lain adalah berat badan, tinggi badan, panjang, usia
dan suhu dalam skala kelvin. Sebagai contoh, berat A = 70 kg, berat B =35 kg,
Berat C = 0 kg. Disini kita bisa membandingkan rasio, misalnya kita bisa
mengatakan bahwa berat A dua kali berat B (A:B = 2:1). Berat C = 0 kg, artinya
C tidak mempunyai bobot. Angka 0 di sini jelas dan menunjukkan nilai 0 mutlak.
E. Macam-Macam
Hubungan Antar Variabel
Sesungguhnya yang
dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan
antara berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan
antara dua variabel bebas dan variabel terikat ( Independent variabel
dengan dengan dependent variabel).
1. Hubungan Simetris. Variabel-variabel
dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan
atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
1.
Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang
sama.
2.
Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang
sama.
3.
Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional,
dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
4.
Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
2.
Hubungan Timbal
Balikadalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari
variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah
hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan
variabel yang menjadi akibat.
3. Hubungan Asimetris
(tidak simetri). Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya.
Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
1. Hubungan antara
stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu
hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
2. Hubungan antara
disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan
respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh
dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
3. Hubungan antara diri
indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di sini adalah
sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4. Hubungan antara
prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
5. Hubungan Imanen
antara dua variabel.
6. Hubungan antara
tujuan (ends) dan cara (means)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Edisi revisi-VI, Cetakan ke-13, Jakarta : PT. Renika
Cipta, 2006.
Saryono. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan
ke-4, Yogyakarta : Mitra Cendekia Press, 2011.
Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia
Indonesia, 2005.
Muslihin. 2013. Variabel
Penelitian, Pengertian, Tujuan, dan Jenis. (Serial Online). Muslihin.com. Diakses pada tanggal 8 Oktober
2014 pada pukul 09:49
Satria, Romi Wahono. 2012. Kiat
Menyusun Alur Latar Belakang Masalah Penelitian. (Serial Online). Romisatriawahono.net. Diakses pada tanggal 23
September 2014 pada pukul 23:28
Sikumbang, Lyana. 2013. Pengertian,
Tujuan, dan Fungsi Penelitian. (Serial Online). Lyanasikumbang.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 24 September 2014 pada pukul 22:12
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta : Bandung
Aditya, Ig. Dodiet. Handout : “Metodologi
Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun
Akademik 2008 / 2009 .
Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7
oktober 2014 pukul 06:25.
artikelnya bagus2 ya... nia mau buat makalah ni, makasih infonya kakak...
BalasHapus