Rabu, 17 Desember 2014

Masalah, Fokus Penelitian dan Variabrl




MASALAH 

A.   Karakteristik Masalah

            Ada beberapa ciri-ciri masalah yang harus diperhatikan,Ciri-ciri masalah yang baik adalah :
1.      Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian
Masalah untuk suatu penelitian tidaklah dipilih apa adanya. Masalah harus mempunyai isi yang mempunyai nilai penelitian, yaitu mempunyai kegunaan tertentu dan dapat digunakan untuk suatu keperluan. Masalah ini akan mempunyai nilai penelitian jika :

a.    Masalah mempunyai keaslian
b.    Masalah harus mempunyai suatu hubungan
c.    Masalah harus mempunyai hal yang penting
d.    Dapat diuji
e.    Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
  • .       Masalah harus merupakan hal baru
  • .      Masalah harus mengandung rancangan yang lebih komplek.
  • .      Harus dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan
  • i        Tidak bertentangan dengan etika dengan moral


2.      Masalah harus fisibel
Yaitu, masalah tersebut dapat dipecahkan. Ini berarti data serta metode untuk memcahkan masalah harus tersedia, biaya yang secara relatif harus dalam batas kemampuan, kondisi waktu, administrasi dan tidak bertentangan dengan hukum dan adat.

3.      Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Masalah yang dipilih juga harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti itu sendiri. Dalam hal ini, masalah yang dipilih sekurang-kurangnya menarik dan cocok dengan kualifikasi ilmiah peneliti.:

B.   Hubungan Dua Variabel atau Lebih

Dalam melakukan kegiatan penelitian, peneliti harus mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi penelitian tersebut. Menurut beberapa ahli mendefinisikan variabel sebagai berikut :
Hack dan Farhady (1981) menyebutkan variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
Kerlinger (1973) menyebutkan bahwa variabel adalah konstruk (Constructed) atau sifat yang akan dipelajari seperti tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas, dan lain-lain.
Supaya peneliti lebih memahami makna hubungan antar variabel, maka perlu dijelaskan hubungan anar variabel. Hubungan antar variabel memiliki berbagai macam makna, diantaranya :
1.      Hubungan Simetris
Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan simetris, apabila variabel yang satu tidak disebabkan oleh variabel yang lain. Contoh hubungan simetris adalah hubungan antara jumlah guru dengan jumlah fasilitas belajar di sebuah sekolah. Variabel jumlah guru tidak mempengaruhi jumlah fasilitas belajar. Demikian juga variabel jumlah fasilitas belajar juga tidak mempengaruhi jumlah guru di sebuah sekolah.
2.      Hubungan Timbal Balik
Hubungan ini merupakan hubungan dua variabel yang tidak begitu jelas, dimana yang merupakan variabel indipenden (penyebab) dan dimana yang merupakan variabel dependen (efek). Dalam penelitian pendidikan, kadang-kadang peneliti menghadapi dua variabel yang susah untuk ditentukan mana variabel dependen dan mana variabel independen. Dalam hal ini dua variabel tersebut bersifat respirokal (variabel timbal balik)
3.      Hubungan Variabel Asimetris
Hubungan asimetris adalah hubungan dimana satu variabel mempengaruhi variabel yang lain dan tidak dapat saling dipertukarkan. Ada 6 tipe hubungan asimetris, yaitu :
a.       Hubungan antara stimulus dan respon
b.      Hubungan antara disposisi dan respon
c.       Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku
d.      Hubungan antara prekondisi dan akibat tertentu
e.       Hubungan yang imanen
f.       Hubungan antara tujuan dan cara
Contoh hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel jenis kelanin dengan prestasi belajar, hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4.      Hubungan Asimetris Dua Variabel
Inti dari analisis ilmiah dalam penelitian adalah hubungan Asimetris, hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Kedua variabel ini dalam pembahasan berikut ini disebut dengan variabel pokok. Hubungan antara jenis variabel tersebut merupakan titik pangkal analisis dalam penelitian sosial, penelitian pendidikan, dan sebagainya. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan antara dua variabel atau lebih; dengan kata lain disebut hubungan dua variabel (bivariate), atau bisa juga hubungan lebih dari dua variabel (multivariate) yakni satu variabel dependen dan beberapa variabel independen.
Ada dua cara untuk menentukan kelas variabel penelitian tersebut antara lain : Pertama, menjadi satu kelas variabel independen yang utuh; Kedua :menganalisis satu persatu independen variabel (X1,X2,X3,X4) yang selanjutnya dihubungkan dengan dependen variabel. Begitu pula dengan hubungan bivariate terutama dalam penelitian sosial, pendidikan jarang dijumpai hal-hal seperti itu dikarenakan ada variabel lain yang lebih berpengaruh.
5.      Hubungan Asosiatif
Hubungan asosiatif merupakan hubungan antara dua variabel yang tidak saling mengikat, tetapi lebih mengarah pada bentuk kerjasamanya. Misalnya, hubungan antara dokter dan perawat dalam proses penyembuhan.


C.    Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematic yang menarik untuk diteliti. Masalah terjadi saat harapan ideal akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi.
Latar belakang masalah penelitian menjelaskan secara lengkap topic (subject area) penelitian, masalah penelitian yang kita pilih dan mengapa melakukan penelitian pada topic dan masalah tersebut (Berndtsson et al, 2008)
Latar belakang penelitian berisi :
Ø  Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan fakta, data, referensi, dan temuan penelitian sebelumnya.
Ø  Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian mengisi ketimpangan yang ada berkaitan dengan topic yang diteliti.
Ø  Kompleksitas masalah jika masalah itu dibiarkan dan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam.
Ø  Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni peneliti.
Cara membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai berikut :
Ø  Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan diangkat. Dengan model piraamid terbalik untuk gambaran umum tentang masalah mulai dari hal yang global sampai mengerucut focus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan diteliti.
Ø  Pada bagian tengah ungkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung juga teori dan penelitian terdahulu.
Ø  Bagian akhir diisi dengan alternative solusi yang bisa ditawarkan (teoritis dan praktis) dan akhirnya muncullah judul.
`
D.   Masalah Penelitian

Masalah penelitian adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan. Sebagai contoh, diharapkan peserta didik dalam suatu kelas memperoleh nilai rata-rata 80 dalam ujian pelajaran Bahasa Arab, namun ternyata nilai rata-rata yang di capai peserta didik hanya 70, inilah yang di sebut dengan adanya kesenjangan. 
Masalah terjadi apabila :
1.       Ada hambatan memperoleh tujuan / mencapai sesuatu
2.      Apabila kenyataan tidak sesuai dengan harapan
Menurut (Nasution, 2006 :16), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para calon peneliti dalam mengangkat permasalahan penelitian, antara lain :
1.      Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin tahu pada calon peneliti?
2.      Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan, dan latar belakang pendidikannya?
3.      Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang diperlukan?
4.      Apakah calon peneliti dapat menanggung segalla pembiayaannya?
5.      Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko lainnya?
6.      Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang telah tersedia?

E.     Rumusan Masalah

Perumusan masalah adalah salah satu dari tahapan yang ada di antara sejumlah tahapan penelitian yang mempunyai kedudukan penting di dalam aktivitas penelitian. Apabila tanpa perumusan masalah, maka suatu kegiatan penelitian akan sia-sia atau bahkan tidak bisa membuahkan hasil sama sekali Research question atau perumusan masalah ini juga disebut dengan research problem, hal ini bisa diartikan sebagai rumusan yang menanyakan kejadian, baik itu kedudukan sebagai fenomena mandiri ataupun kedudukan sebagai fenomena yang berkaitan dengan antar fenomena baik sebagai penyebabnya maupun akibatnya. Di dalam perumusan masalah sendiri diperlukan untuk memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sebenarnya teradapat tiga bentuk masalah di antaranya adalah sebagai berikut :

Masalah Deskriptif
        Masalah ini berkenaan dengan keberadaan dari variabel mandiri. Sehingga dalam penelitian ini tidak akan membuat perbandingan variabel tersebut terhadap sampel yang lainnya serta mencari hubungan antar variabel. Penelitian seperrti ini kemudian dinamakan sebagai penelitian deskriptif. Sebagai contoh untuk rumusan masalah deskriptif yaitu :
1.      Bagaimana sikap masyarakat mengenai perguruna tinggi berbadan hukum?
2.      Seberapa efektifkah kebijakan mobil berpenumpang 3?

Masalah Komparatif
        Masalah ini bersifat membandingkan keberadaan variabel yang berbeda. 
Contoh rumusan masalah komparatif yaitu :
1.      Apakah ada perbedaan kinerja antara pegawai swasta dan negeri? (satu variabel, dua sampel).
2.      Apakah ada perbedaan kedisiplinan dan kemampuan kerja antara pegawai negeri dan swasta? (dua variabel, dua sampel)

Masalah Asosiatif
        Masalah ini merupakan pertanyaan penelitian yang lebih bersifat hubungan di antara dua variabel ataupun lebih. Jadi hubungan tersebut dapat klausal, simetris ataupun timbal balik.
  1. .      Hubungan klausal

Hubungan yang lebih bersifat sebab dan akibat. Konteks disini yaitu ada variabel independen dan juga variabel dependen, sementara variabel independen akan mempengaruhi variabel dependen. Misalnya :
  • Seberapa besarkah pengaruh tata ruangan terhadap kinerja karyawan?  Simetris

Hubungan ini di antara dua variabel ataupun lebih yang secara kebetulan munculbersama. Misalnya :
·         Apakah ada hubungan antara jumlah payung terjual dengan jumlah kejahatan?
3.      Timbal balik
Hubungan ini saling mempengaruhi. Misalnya :
·         Hubungan di antara motivasi terhadap prestasi

PENELITIAN


F.     Tujuan Penelitian

      Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai, sesuatu yang  akan dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian.  Tujuan penelitian berfungsi :
1.      Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
2.      Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
3.      Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
4.      Untuk memperlihatkan efek tertentu
Tujuan penelitian dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a.     Tujuan Umum, mengandung uraian garis besar sasaran akhir secara keseluruan yang akan dicapai
b.    Tujuan khusus, mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan umum.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oeh mahasiswa yang sedang membuat Skripsi atau tesisi adalah merumuskan tujuan sebagai berikut :  
a.     Tujuan penelitian adalah untuk memenuhi tugas dalam mencapai gelar sarjana mudah/sarjana
b.    Tujuan penelitian adalah untuk mencari data
Tujuan penelitian harus lebih luas dari pada sekedar hal yang bermaslah. Jawab terhadap rumusan masalah dan tujuan penelitian terletak pada kesimpulan penelitian.   
Contoh tujuan penulisan dari rumusan masalah sebelumnya adalah :
1.      Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hukum
2.      Untuk mendeskripsikan keefektifan kebijakan mobil berpenumpang 3

G.    Fokus Penelitian

       Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Fokus penelitian harus diungkapkan secara eksplisit untuk mempermudah peneliti sebelum melaksanakan observasi. Fokus penelitian adalah garis besar dari penelitian, jadi observasi serta analisa hasil penelitian akan lebih terarah. Dalam menentukan fokus, anda harus menyertakan syarat-syarat sebagai berikut :
1.      Harus fleksibel, yaitu masalah tersebut dapat diteliti, dan dapat dilakukan dengan cara efisien
2.      Harus jelas, yaitu bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama sesuai dengan rumusan masalah tersebut
3.      Harus signifikan, yaitu bahwa hasil kajiannya tersebut member kontribusi yang riil terhadap pengembangan ilmu, masalah kemanusiaan lain / perumusan kebijakan
4.      Harus etis, yaitu kajian serta hasil-hasilnya tidak bertujuan untuk menghujat atau menistakan orang lain.


VARIABEL

A.    Pengertian Variabel
Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Variabel merupakan anggota dari sebuah konsep , seperti SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi dalam konsep tingkat pendidikan. Variabel merupakan gejala yang bervariasi dan gejala merupakan obyek penelitian. Jadi variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi. Konstruk adalah konsep yang diciptakan atau digunakan dengan sengaja dan kesadaran penuh untuk suatu maksud ilmiah tertentu (misalnya untuk diteliti atau dikaji).
Contoh :Pada penelitian dengan judul pengaruh  penghargaan terhadap peningkatan prestasi mahasiswa di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, maka konsep “penghargaan” dan “prestasi”, harus dijabarkan dalam bentuk konstruk. Konstruk ini selanjutnya disebut variabel. (Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 33-34)
Varaibel adalah konsep yang mempunyai variabilitas. Konsep merupakan penggambaran / abstraksi dari suatu fenomena tertenrtu, sehingga padas akhirnya variabel merupakan segala sesuatu yang bervariasi. Oleh karena itu terdapat jenjang yang menurun dari Teori - Konsep - Konstruk -Variabel. Variabel merupakan konstruk / ciri/ sifat yang dikaji/ diteliti, suatu sifat yang dapat memiliki bermacam-macam nilai (sesuatu yang bervariasi).
Contoh perbedaan konsep dan variabel :
Konsep
Variabel
Kemampuan kontraksi otot
Derajat kontraksi
Kekuatan kontraksi
Ketahanan kontraksi
Penyembuhan luka
Luas luka
Sekresi luka
Tingkatan granulas

Kegunaan variabel penelitian yaitu :
1.      Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
2.      Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
3.      Untuk pengujian hipotesis
(Ig. Dodiet Aditya. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Variabel penelitian yang baik adalah :
1.      Relevan dengan tujuan penelitian
2.      Dapat diamati dan dapat diukur

Tipe Variabel Penelitian
Variabel dilihat dari Skala Nilainya:
1.      Variabel kontinu yaitu variabel yang memiliki kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu. Contoh : Tinggi-sedang, satu sampai dengan 7
2.      Variabel Kategoris yaitu variabel yang memiliki nilai berdasarkan kategori tertentu (skala nominal) Contoh: Sikap:Baik-buruk
Dilihat Dari Perlakuannya:
1.      Vaariabel aktif yaitu variabel-variabel yang dimanipulasi untuk keperluan penelitian eksperimen.
2.      Variabel atribut yaitu variabel yang tidak dapat dimanipulasi untuk keperluan riset,contoh: Intelegensi, sikap,jenis kelamin dsb.
Variabel dilihat dari fungsinya:
  •  Variabel Independen (Bebas)

Variabel bebas merupakan variabel yang menyebabkan munculnya variabel terikat
Contoh            : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Konsep Sistem Gerak Manusia Melalui Pembelajaran Model STAD di SMP 3 Sidayu
            Maka Variabel Bebas : Pembelajaran Model STAD
  • .      Variabel Dependen (Terikat)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
Contoh            : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Konsep Sistem Gerak Manusia Melalui Pembelajaran Model STAD di SMP 3 Sidayu
            Maka Variabel Terikat : Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
  • .       Variabel Moderating

Variabel moderating merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel ini juga disebut dengan variabel independen kedua
Contoh            : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Konsep Sistem Gerak Manusia Melalui Pembelajaran Model STAD di SMP 3 Sidayu
        Maka Variabel Moderating : Kecakapan Guru dalam Mengajar Konsep Sistem Gerak Manusia dengan Model STAD
  • .      Variabel Intervening

        Variabel intervening merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tetapi tidak dapat diukur
  • .       Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan sehingga tidak mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat
Contoh            : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Konsep Sistem Gerak Manusia Melalui Pembelajaran Model STAD di SMP 3 Sidayu
            Maka Variabel Kontrol : Siswa, Guru, Alokasi Waktu, Materi Ajar

B.     Jenis-jenis Variabel
Variabel dapat dibedakan menjadi :
1.      Variabel Kuantitatif, Contoh : Luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dll.Variabel kuantitatif diklasifikasian menjadi skala variabel yaitu:
a)      Variabel diskrit, merupakan variabel yang tingkat pengukurannya tidak menunjukkan urutan atau kesinambungan, melainkan berdiri sendiri secara terpisah. Contoh : jenis kelamin,golongan darah, suku anggota tubuh.
b)      Variabel kontinu, merupakan variabel yang variasi nilainya berurutan atau ada hubungan satu dengan lainnya. Contoh : pertambahan panjang (15,1;15,5;15,9),tingkat pendidikan, suhu,tingkat kecerdasan, berat badan, tinggi badan.(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 36)
c)      Variabel ordinal :Mengandunginformasiperingkat, jarakantar 2 peringkattidaksamaatautidakterukur
Contoh:
·         Ketebalan kabel
·         Derajatkeparahansakit: berat-sedang-ringan
·         Status gizi: baik-kurang-buruk
d)     variabel kategori adalah variabel hasil merupakan variabel yang dapat diukur sebagai akibat dari adanya perlakuan; misalnya hasil belajar siswa, motivasi, minat.Variabel hasil sangat bervariasi, tergantung pada individu atau kelompok yang dikenai perlakuan pada situasi dan kondisi yang berbeda.
Contoh variabel hasil:
·         Kecemasan siswa sebelum ujian berlangsung
·         Keterbukaan kelas
·         Kemampuan mengungkapkan diri malalui tulisan
·         Kelancaran berbahasa asing
2.    Variabel Kualitatif, Contoh : Kemakmuran, kepandaian, dll.(Suharsimi Arikunto. Jenis-jenis variabel menurut fungsinya :
  • Variabel Independen (Bebas)Variabel bebas merupakan variabel yang menyebabkan munculnya variabel terikat
  • Variabel Dependen (Terikat)Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
Contoh            : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan pendekatan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada siswa Kelas VIII SMPN 1 Sidayu”
Maka Variabel Terikat : Motivasi dan Prestasi Belajar SiswA
  • Variabel Kontrol   merupakan variabel yang dikendalikan sehingga tidak mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat

Contoh            : Pada masalah penelitian “Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan pendekatan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada siswa Kelas VIII SMPN 1 Sidayu”
Maka Variabel Kontrol : Siswa, Guru, Materi, Waktu Penjelasan Materi, Media yang Digunakan
  • Variabel Penengah (Moderating Variable) Adalah variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta memperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.
  • Variabel antara (Intervening Variable) Adalah variabel yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.
  • Variabel RambangAdalah variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung. Contoh : Dari judul penelitian “Studi Komperatif Prestasi Brlajar IPA” yang pengajarnya menggunakan metode demonstrasi dan yang menggunakan metode ceramah antara siswa putra-putri  kelas 2 SMP X Solo tahun1994.

Variabel tergantung    : Prestasi belajar IPA,
Variabel bebas           : Metode demonstrasi
Variabel moderat        : Siswa putra-putri
Variabel kendali          : kelas 2 SMP X

 C.    Sifat Variabel
  • Variabel Statis adalah varaibel yang tidak dapat diubah keberadaannya.Contoh : jenis kelamin, tinggi badan,status sosial, tempat tinggal, dll.
  • Variabel Dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadaannya berupa pengubahan, peningkatan atau penurunan.Conntoh : kedisiplinan, tingkat pengetahuan, motivasi kepedulian, dll.(Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi-VI, Cetakan ke-13, Jakarta : PT. Renika Cipta,

Pemahaman variabel sangat penting untuk :
1.      Menentukan hipotesis
2.      Menentukan instrumen penelitian
3.      Menentukan ragam data yang dikumpulkan
4.      Mencerminkan luas sempitnya kesimpulan

 D.    Pengukuran Variabel
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan konsep yang abstrak dengan realitas.Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut :
1.      Menentukan indikator untuk dimensi – dimensi variabel penelitian.
2.      Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
3.      Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau ratio dan

Ada 4 skala pengukuran, yaitu : Pada dasarnya ada 4 skala pengukuran variabel, yaitu:


1.   Skala NominalSkala nominal merupakan skala yang paling rendah tingkatannya dan hanya bisa digunakan untuk data bersifat kategori.  Skala ini termasuk jenis data kualitatif.  Informasi yang tercakup dalam data jenis nominal hanya bertujuan untuk mengelompokkan.  Misal: variabel jenis kelamin.  Jawaban responden yang mungkin ialah Laki-laki dan Perempuan.  Untuk kepentingan penelitian, biasanya kode laki-laki dan perempuan akan diubah menjadi angka 1 dan 2.  Contoh lain yaitu golongan darah.



2.   Skala Ordinal
Skala ordinal mirip dengan skala nominal, yaitu sama-sama digunakan untuk data bersifat kategori.  Bedanya, kategori-kategori pada skala ordinal memiliki tingkatan-tingkatan, baik dari kecil ke besar, tidak penting ke penting atau sangat tidak setuju  ke sangat setuju.    Contoh variabel dengan skala ordinal ialah tingkat pendidikan, kelompok pendapatan, tingkat keganasan penyakit dan sebagainya.  Variabel pendidikan, misalnya, diurutkan dari tamatan SD ke bawah (diberi kode 1), SMP (kode 2), SMA (kode 3) dan Perguruan Tinggi (kode 4).


 
3.   Skala Interval

Skala Interval tidak hanya memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan, mengurutkan peringkatnya, tetapi kita juga bisa mengukur dan membandingkan ukuran perbedaan di antara nilai. Sebagai contoh, suhu, yang diukur dalam derajat Fahrenheit atau Celcius, merupakan skala interval. Kita dapat mengatakan bahwa suhu 50 derajat lebih tinggi daripada suhu 40 derajat, demikian juga suhu 30 derajat lebih tinggi dibanding dengan suhu 20 derajat. Perbedaan selisih suhu antara 40 dan 50 derajat nilainya sama dengan perbedaan suhu antara 20 dan 30 derajat, yaitu 10 derajat. pada skala interval, selain kita bisa membedakan (mengkategorikan), mengurutkan nilainya, juga bisa di hitung berapa perbedaannya/selisihnya dan jarak atau intervalnya juga dapat dibandingkan.Contoh lain skala interval ialah IQ.

4.   Skala Rasio

Skala rasio sangat mirip dengan variabel interval, di samping sudah memiliki semua sifat-sifat variabel interval, juga sudah bisa diidentifikasi titik nol mutlak, sehingga memungkinkan menyatakan rasio atau perbandingan di antara kedua nilai, misalnya x adalah dua kali lebih y. Contoh yang lain adalah berat badan, tinggi badan, panjang, usia dan suhu dalam skala kelvin. Sebagai contoh, berat A = 70 kg, berat B =35 kg, Berat C = 0 kg. Disini kita bisa membandingkan rasio, misalnya kita bisa mengatakan bahwa berat A dua kali berat B (A:B = 2:1). Berat C = 0 kg, artinya C tidak mempunyai bobot. Angka 0 di sini jelas dan menunjukkan nilai 0 mutlak.


 E.     Macam-Macam Hubungan Antar Variabel
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari  hubungan antara berbagai variabel.  Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas  dan variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan dependent variabel).
1.      Hubungan Simetris. Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
1.         Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
2.         Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
3.         Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
4.         Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
2.                                 
                   Hubungan Timbal Balikadalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan  variabel yang menjadi sebab dan variabel  yang menjadi akibat.
3.      Hubungan Asimetris (tidak simetri). Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :

1.      Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah  merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
2.      Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
3.      Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di  sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4.      Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
5.      Hubungan Imanen antara dua variabel.
6.      Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)





DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi-VI, Cetakan ke-13, Jakarta : PT. Renika Cipta, 2006.
Saryono. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ke-4, Yogyakarta : Mitra Cendekia Press, 2011.
Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005.
Muslihin. 2013. Variabel Penelitian, Pengertian, Tujuan, dan Jenis. (Serial Online). Muslihin.com. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2014 pada pukul 09:49
Satria, Romi Wahono. 2012. Kiat Menyusun Alur Latar Belakang Masalah Penelitian. (Serial Online). Romisatriawahono.net. Diakses pada tanggal 23 September 2014 pada pukul 23:28
Sikumbang, Lyana. 2013. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Penelitian. (Serial Online). Lyanasikumbang.blogspot.com. Diakses pada tanggal 24 September 2014 pada pukul 22:12
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta : Bandung
Aditya, Ig. Dodiet.  Handout : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009 . 
Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 oktober 2014 pukul 06:25.


1 komentar:

  1. artikelnya bagus2 ya... nia mau buat makalah ni, makasih infonya kakak...

    BalasHapus